Jumat, 05 Februari 2016

TAMAN, OASE SEBUAH KOTA


Horeee... Warga Tebet Barat & Tebet Timur khususnya, gitu juga warga Tebet dan sekitarnya, harus hepi nih. Emang kenapa gitu ?
Soalnya, pada tanggal 28 Juli 2010, Bang Foke alias Pak Fauzi Bowo, Mantan Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu, ngeresmiin satu ruang terbuka hijau hasil kerja sama Dinas Pertamanan & Pemakaman Pemprov. DKI Jakarta dengan salah satu perusahaan otomotif terkemuka, yang kelak akan menjadi oase bagi warga Tebet dan sekitarnya. Nah Taman ini nama nge-hitsnya Taman Tebet - Honda.


Kesan yang kita dapetin waktu masuk ke Taman yang ukuran luasnya  kurang lebih sekitar 1800 m2,
adalah Green Green Grass Of Home ( Lah itu judul lagu yak ?)... Hijau, asri, rimbun, teduh, bersih, dan mampu sedikit ngalahin sumpeknya udara Jakarta yang kacau balau panasnya.


Konon dulunya ni taman, beuuhh.. jadi tempat yang gak kerawat, Kumuh, dan banyak bangunan liarnya. Untung aja, pemkot cepet-cepet sadar. Pokoknya gimana caranya lahan ini bisa jadi ruang terbuka hijau yang keren, nyaman, dan aman..  

Syukur Alhamdulillah, kejadian juga warga Tebet dan sekitarnya punya sebuah taman hijau yang keren seperti ini. Asik buat olahraga, asik buat ngumpul sama keluarga, sahabat, bisa jadi tempat buat piknik juga. 









Biasanya, Taman Tebet ini rame didatengin sama orang-orang tuh pagi hari dan sore hari, terutama kalo udah akhir pekan ato lagi musimnya liburan. 

Soal fasilitas yang ada ditempat ini, ngga usah cemas. Semuanya udah dipikirin gimana caranya warga yang dateng ke Taman Tebet ini bener-bener senang dan nyaman, juga aman.


Jogging Track
Buat yang mau jogging, lari-lari kecil, sampe adu balap lari ( yang ini mah gak direkomen deh ), disini ada jalurnya. Berkelak-kelok. Kalo abis hujan, tracknya lumayan licin, Makanya ngga disaranin kalo adu balap lari, nanti malah kecebur ke sungai kecil yang ada di taman ini lagi..  
Jogging Track
PLAYKID GROUND
Taman ini sangat bersahabat sama anak-anak, soalnya disini disediakan juga zona main buat bocah-bocah. 
PLAYKID GROUND

Buat orang yang udah rada gede-an ato dewasa, Taman Tebet Honda ini juga ada fasiltas aneka alat-alat buat bikin tubuh jadi seperti Ade Rai..

ALAT FITNESS 

Buat yang ke sini bawa sepeda, Taman Tebet juga nyediain fasiltas parkir sepeda. Aman terkendali pokoknya.











Nah, waktu asik-asiknya olahraga tau lagi bermain di taman ini, eh tiba-tiba ada panggilan alam, gak usah khawatir. Taman Tebet ngasih fasilitas buat buang hajat kecil/besar. Tapi jangan lupa, tetep jaga kebersihan ya..
Buat yang mau sholat, ada juga mushalla kecil buat menunaikan ibadah sholat.
Pos jaga juga ada. Pengawasan keamanan disini cukup terjaga.

POS JAGA, MUSHOLLA, TOILET

PARKING AREA
Petugas parkir Taman Tebet Honda, siap siaga membantu kita yang datang kesini membawa kendaraan mobil atau motor. Memang gak terlalu luas sih. Kalo gak kebagian parkir di dalam area parkir taman, kita bisa juga kok cari parkiran yang masih deket jaraknya dengan taman. 

Jika mau jalan menyusuri seluruh ara Taman ini, banyak spot-spot yang asik, yang keren yang bukan hanya sekedar buat untu berolahraga. Kumpul bareng teman-teman sekolah, kuliah, bahkan janjian hangout sama teman-teman kantor





Oya, buat yang udah dateng ke taman ini, terus mo nyari jajanan, kita bisa keluar sedikir dari area taman. Disana banyak tempat jajanan. Salah satunya adalah warung roti pisang bakar. ajiiiibbb...


Yang suka sama tanaman, diluar area taman juga banyak terdapat penjual tanaman-tanaman hias. Harganya cukup variatif, dari harga 20 ribuan sampe ratusan ribu. Pilihan terserah Anda..




Kehadiran taman ini, sangat penting untuk warga sekitar tebet. Selain sebagai sarana untuk melakukan aktivitas olahraga, juga diharapkan bisa menjadi oase pelepas dahaga dari sumpeknya udara Jakarta yang udah gak jelas wujudnya. 

Rabu, 03 Februari 2016

PESONA SITU CANDI CANGKUANG

Candi Cangkuang, satu candi di Tatar Sunda.
Terletak di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Di akhir pekan beberapa waktu lalu, kami sekeluarga berkesempatan mengunjunginya. Kurang lebih 5 jam lamanya perjalanan dari Jakarta, kami tiba di tempat tujuan. Kita tidak mengeluarkan biaya yang besar untuk membayar harga tiket masuk ke kawasan Candi Cangkuang ini. Cukup mengeluarkan kocek Rp. 3.000,- per orang, kita sudah bisa menikmati kawasan candi peninggalan agama Hindu ini.



Nama Cangkuang berasal dari nama pepohonan yang banyak terdapat di kawasan ini. 
Untuk sampai ke lokasi candi, kita harus menyeberangi danau yang terkenal dengan nama Situ Cangkuang. Cukup membayar Rp. 4.000,- per orang (Dewasa), dan Rp. 3.000,- orang (Anak-anak), kita bisa menaiki rakit yang akan mengantar kita ke Candi Cangkuang. Kalau kita tidak mau menunggu sampai satu rakit penuh sesuai kapasitasnya, yaitu 20 orang, kita bisa juga menyewa satu rakit khusus untuk rombongan kita saja. Tapi kita harus mengeluarkan biaya cukup banyak, yaitu Rp. 85.000,- per rakit.









Setelah kapasitas 1 rakit terpenuhi 20 penumpang, sang nahkoda rakitpun mulai menjalankan tugasnya. Dengan sebilah bambu panjang, kapten rakit ini mendorong rakit melaju perlahan sampai ke tempat tujuan. 

Sepanjang perjalanan menyeberangi kawasan Situ Cangkuang yang memiliki luas sekitar 340.000an hektar ini, kita disuguhi hiburan dari satu kelompok musisi, yang saya sebut saja THE RAKIT BAND.





Lagu-lagu mulai dari lagu pop Indonesia Top 40, lagu tembang kenangan, hingga lagu dangdut dan mancanegarapun, disajikan oleh kelompok musik yang beranggotakan 4 orang ini.







Pesona keindahan Situ Cangkuang yang sudah menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di kotaGarut ini, tak lepas dari lensa kamera untuk merekam tiap moment bersama keluarga.










Pemandangan yang elok ketika kita menyeberangi Situ Cangkuang yang sangat tenang airnya. Salah satunya adalah Gunung Guntur yang turut memagari kawasan yang subur ini.
















Setelah memakan waktu kurang lebih 15 menit penyeberangan, akhirnya rakitpun merapat ke sisi lain danau yang merupakan kawasan cagar budaya Candi Cangkuang.


Para tamu atau wisatawan akan disuguhkan hasil kerajinan dari warga sekitar yang akan menjadi buah tangan untuk dibawa pulang nanti.









Ketika kita masuk lebih dalam lagi ke kawasan Candi Cangkuang, kita disajikan rimbunnya pepohonan Cangkuang yang tertata rapi. Lingkungan sekitarnya pun sangat bersih.



Sebelum tiba di Candi Cangkuang, dengan perjalanan kaki, kita akan melewati sebuah pemukiman adat Kampung Pulo. Namanya mirip dengan salah satu kawasan pemukiman di Jakarta. Hanya bedanya Kampung Pulo di kawasan Candi Cangkuang ini sangat asri, bersih, dan tertata rapih, serta udaranya sejuk.



Uniknya pemukiman adat yang terdiri dari 6 rumah ini adalah rumah-rumah ini, tidak boleh ditambah atau dikurangi. Mungkin sudah menjadi aturan tersendiri di pemukiman tradisional yang sederhana ini.






Akhirnya setelah melewati Kampung Pulo, tiba jugalah kita di Candi Cangkuang ini.





Jangan membayangkan bentuk bangunan Candi Cangkuang itu sebesar candi-candi lain di Pulau Jawa yang sangat terkenal, seperti Candi Borobudur atau Prambanan yang besar dan luas areanya. 
Candi Cangkuang berdiri di atas lahan yang tidak terlalu luas, dan terdiri dari hanya satu bangunan candi saja.






Di dekat bangunan Candi Cangkuang, ada satu makam Mbah Dalem Arief Muhammad yang merupakan salah satu penyebar Agama Islam di kawasan Cangkuang.



















Akhirnya, setelah kita puas menelusuri kawasan cagar budaya Situ Candi Cangkuang, kita pun sudah ditunggu rakit yang akan mengantar kita kembali ke sisi pelabuhan danau tempat semula kita berangkat.



Rasanya sudah cukup waktunya kita harus kembali dan menjelajah ke tempat wisata lainnya. Kesan yang kita dapatkan adalah, PUAS..!!. 
Karena Situ Candi Cangkuang sudah menyambut kita dengan keramahan warganya, kesejukan alamnya, serta keasrian lingkungannya dan kearifan budayanya. 



Kita melewati akses jalan jalur Lingkar Nagreg yang memiliki pemandangan yang tak kalah menariknya.

Jalur ini biasanya cukup padat dipenuhi kendaraan bermotor pada akhir pekan dan musim-musim liburan 
Salah satu yang menarik dari jalur Lingkar Nagreg ini adalah terowongannya. Biasanya para pengendara yang melewati jalan ini, menyempatkan berhenti sejenak untuk mengabadikannya dengan kamera. 


Selamat tinggal Garut, We'll Be Back ...!!